Gambar dalam postingan ini adalah yang penulis beri istilah sebagai: Tanda Baca Berdecit Tertutup.
Sejarah:
Rèferènsi pengetahuan penulis atas adanya penggunaan tanda baca ini dalam suatu kata yang mana kara huruf terdahulu dari kata termaksud tiada dibaca secara tegas pelafalannya, penulis dapatkan dari tokoh yang bernama Lukmanul Hakim. Tokoh inilah yang memberi 2 kata-kata dari 4 kata-kata yang menyusun nama Anak Kandung Ke-2 dari penulis, bernama: Arika Zakia Dwitria Yunda, yang mana kata-kata: 'Arika Zakia' adalah nama yang diberikan olèh Lukmanul Hakim, adapun nama belakangnya: 'Dwitria Yunda' adalah nama yang diberikan olèh penulis.
Ketika pada tahun 2017 penulis menanyakan kepada Lukmanul Hakim mengenai bagaimana cara menuliskan nama Anak Kandung Penulis tersebut dalam Huruf Arab, Lukmanul Hakim menuliskannya pada lembar kertas di belakang halaman belakang buku tulis. 3 kata dapat penulis baca, sesuai dengan pengetahuan penulis pada saat itu mengenai cara membaca Huruf Arab, yaitu: Arika, Zakia, dan Yunda. Namun bagi kata: 'Dwitria', penulis kesulitan membacanya, ada tanda dalam gambar tadi di atas huruf: 'D' ('Dal') yang berdampingan dengan Huruf: 'W' ('Wawu'), dan ditemukan lagi di atas Huruf: 'T' ('Ta') yang berdampingan dengan Huruf 'R' ('Ro').
Lukmanul Hakim menjelaskan bahwa itulah tanda baca yang biasa digunakan di lingkungan pengajian khususnya, guna menyuarakan adanya suatu Huruf Konsonan yang mendahului dari suatu huruf lainnya, namun suaranya tiada diperjelas, atau penulis istilahkan sebagai: 'berdecit'.
Analisa.
Maka, sejak saat itu penulis mencoba memadukannya dengan huruf-huruf lain pada struktur-struktur pembentuk suaty Kata Dasar dalam Bahasa Indonèsia ataupun Bahasa Inggris.
Hasilnya, secara logika cukup dapat memuaskan, seperti pada kata: 'bank', misalnya. Tanda baca berdecit ini dapat dipergunakan di atas huruf: 'n' ('nun'), yang berdampingan dengan namun secara mendahului Huruf: 'k' ('Kaf').
Lalu penulispun mengujicobakannya dengan beberapa kata lain, dalam Bahasa Inggris.
Ternyata tiada semua kata yang formasi hurufnya terdapat pola seperti tadi, yang dapat diterapkan tanda ini.
Beberapa kata lain, yang mana secara pola struktur serupa dengan formasi huruf-huruf konsonan berdampingan letaknya itu, namun secara arti (terjemahnya) adalah dapat saling dilepas-tautkan (bukan merupakan suatu Kata Dasar, namun terbentuk dari dua Kata Dasar, yang mana Kata Dasar ke-2 disingkat), seperti struktur penulisan Kata Nègasi: "Do not" (disingkat: "Don't"), "Does not" (disingkat: "Doesn't"), dan sestrukturnya. Terhadap kata-kata pengingkaran inilah penulis menemukan kekurang_tepatan apabila tanda baca ini digubahkan terhadap kata-kata tersebut. Sebab secara makna, kata-kata sestruktur tersebut bukanlah Kata Dasar aslinya.
Dengan demikian, pada tahun ini (2018) penulis berpikir bahwa perlu ada tanda baca lain guna memfasilitasi keperluan penulisan kata-kata seperti tersebut tadi. Maka penulis mencoba cara termudah, yaitu membalikan arah lengkungan tanda bacanya.
Kesimpulan dan Rèkomèmdasi.
Sehingga dengan analisa tersebut, penulis mempunyai 2 aytem stok tanda baca berdecit, yang mana guna memudahkan, penulis memberi nama: Tanda Baca Berdecit Tertutup (guna ditujukan kepada suatu Kata Dasar Tunggal berstruktur kata 2 konsonan berdampingan), dan Tanda Baca Berdecit Terbuka (guna ditujukan kepada suatu kata yang bukan merupakan Kata Dasar Tunggal dalam suatu struktur kata.
PILIHAN:
1. Kembali ke Daftar Isi Katalogisasi Huruf Arab Alternatif.
2. Kembali ke Halaman Katalogisasi Tanda-Tanda Baca Huruf Arab Alternatif.
3. Contoh Percobaan Penggunaan Tanda Baca Berdecit Tertutup.
4. Bandingkan dengan Tanda Baca Berdecit Terbuka.
No comments:
Post a Comment