Saturday, April 25, 2020

Historia.

.



Yusni Tria Yunda. [📝💊📚].

1. Huruf Tho.



Kata 'Historia' dalam gambar tersebut, pada dua huruf; 'Tho' dan 'Alif', dibuat alternatifnya oléh Penulis, secara pertimbangan;

1. Menempatkan Huruf Hamzah di satu_baris di bawah Huruf Tho, adalah dimaksudkan guna mematikan lafal 'h' yang terdapat dalam lafal fonétis Huruf Tho yang asli Arab. Sehingga?: dengan diéliminirnya 'h' dalam Huruf 'Tho', maka?: yang tersisa hanyalah 'To'_nya saja.

2. Menempatkan Tanda Baca Fattah pada letak satu baris di atas Huruf Tho, dimaksudkan guna menegaskan bahwa fattah tersebut guna memvokalkan 'To' sebagaimana biasanya Huruf 'Tho' dibaca sebagai 'Tho' ketika ditandai Fattah [bukan dibaca 'Tha', ataupun 'Ta'].



2. Huruf Ya.

Huruf 'Ya', yang penulis gunakan pada Kata 'Historia' ini, adalah bukan Huruf 'Iya' asli [lengkung ke bawah yang bertitik 2 (dua) biji di bawahnya].

Maksud Penulis?: apabila menggunakan Huruf Iya yang asli Arab, maka: lafal dan tulis latinnya harus sama - sama menjadi: 'Historiya'/Historiya, bukan menjadi: 'Historia', sebagaimana lazimnya.

Dengan menggunakan lengkungan Huruf 'Iya', namun melakukan éliminir terhadap kedua titik penanda bid`ah utamanya [ciri utama yang membédakan Huruf Iya, dengan Huruf Nuwn, juga Huruf Ba, Ta, dan Tsa], maka Penulis memaksudkannya adalah agar: 'dibaca dalam lafal ada 'ya', di dalam pengucapan 'historiya', sehingga bukan diucapkan secara terpenggal: 'histori a', tapi juga bukan dilatinkan sebagai 'historiya', melainkan 'historia', yang bisa dibaca 'éjaan'_nya sebagai: 'historiya', tanpa mengubah latinnya sebagai 'historia'.

Hal ini semata, adalah guna menghindari kesalahan memenggal Suku Kata; 'histori', dan 'a', yang secara pengucapan, seharusnya kalau mau dipenggal adalah; 'histori', dan 'ya', jadi?: 'historiya'.

Terkecuali bagi yang telah terbiasa menyebutkannya [Masyarakat Indonésia], yang bukan berkeperluan khusus, maka meréka telah biasa membacakan latin dari 'Historia', sebagai 'Historiya'.

Ajuan simpulan?: dapat dibédakan antara Huruf 'Iya' dalam Arab asli, dengan Huruf 'Ya', yang dibentuk bagi keperluan demi_kian tersebut di atas tadi.

..

Wednesday, April 22, 2020

Philosophy.


Yusni Tria Yunda. [💊📚].
Keterangan - tautan ke blog/Halaman Lain:  .
Prolog:.
.Tautan Gambar diambil dari》


https://bismiramadana.blogspot.com/2019/01/philosophy.html?m=1 .

Pengikatan - Pengikatan Oléh Tanda Baca - Tanda Baca Alternatif yang Penulis ajukan bagi Kata "Philosophy", adalah;

1x Hamzah Pembentuk Lafal 'P'/"Pé"/'Pé', yang diletakkan di bawah Huruf Fa, bagi Bahasa - Bahasa Fonétik ataupun Bahasa Inggris.

1x Hamzah berdampingan bersama Huruf Alif, di atas Huruf Lam, diberi tanda baca Hidup jenis Dhommah ('u'), sedangkan Alif_nya diberi tanda baca Hidup jenis Fattah ('a') sebelum letak Hamzah ber_dhommah, secara maksud logika: dalam Bahasa Indonésia
yang fonétikal: 'a + u' dalam satu kali pengucapan secara cepat, akan membentuk lafal 'o'.

Dan secara sejarah, dalam cara tulis éjaan sepuh di Indonésia, biasanya menggunakan Huruf_Wawu sebagai pembantu pembentukkan lafal 'o', terutama 'u'. Namun dalam ajuan Penulis: kalau itu hanya bisa diberlajukan pada Hukum_Tata_Tulis Fonétis, dan sulit diaplikasikan pada Cara Pembaca Memahami Tata_Ucap dari Tata_Tulis Bahasa Inggris.

Maka?: agar dapat konsistén, digunakanlah Hamzah ber_dhommah setelah Alif ber_fattah, dalam satu rangkaian penulisan [berdémpétan], dengan satu pelafalan sebagai 'o'.

Sehingga?: tiada akan berbéda antara apa - apa yang ditulis secara kombinasi Fonétis Latinik dan Non_Fonétis Latinik ini kalau kita menggubahkannya ke dalam Huruf - Huruf Arab yang dialternatifkan sesuai keperluan penggunaan berbagai bahasa yang berbéda - béda [terutama Bahasa Inggris kalau bertemu dengan Bahasa Fonétis Indonésia].





PILIHAN:
1. Lihat Téksaréa HTML Pengembangan Formula Gubahan Tampilan Ini:

2. Lihat Halaman_2

3. Lihat Halaman_3

4. Ke Halaman email 


Isi》Rékoméndasi:


Isi Gambar_1.
"Philosophy" dirangkai oléh Penulis, dari Huruf - Huruf Dasar; Fa, Hé, Lam, Shod, Fa, Hé, dan Ya.
.
   . 7 Kuantitas, dari 5 Huruf; 2x Fa, 2x Hé, 1x Lam, 1x Shod, dan 1x Ya.

 .
    . Sumber Tampilan digubah dari bahan formula awal:


Ke Halaman email
Suntingan_ke:_ 》tanggal/bulan/taun.
Menambahkan/mengédit/mengurangi/lainnya [...].

[+] Contoh Dokuméntasi Gambar Suntingan_1:
GIF
.
.

Saturday, January 5, 2019

Katalogisasi Alamat Postingan di Blog Ini.

Oléh: Yusni Tria Yunda.

.


HURUF Tho:

https://alterfont.blogspot.com/2019/01/tho.html?m=1

HURUF Eu (Ajuan):
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/huruf-eu-ajuan.html?m=1

HURUF Eu (Prosés):
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/huruf-eu-proses.html?m=1

Bahasa Satu Huruf: Label: Graf:
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/bahasa-satu-huruf.html?m=1

Tanda Baca Berdecit Tertutup: Label: Arika Zakia Dwitria Yunda, Bank:
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/tanda-baca-berdecit-tertutup.html?m=1

Tanda Baca Berdecit Terbuka:
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/tanda-baca-berdecit-terbuka.html?m=1

Ban: Huruf Ba Ditanwin: Label: Tanwin, Bu Ining:
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/ban-huruf-b-ditanwin.html?m=1

Tanda Baca Dabel Vokal:
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/tanda-baca-dabel-vokal.html

Sukun: Tanda Dibaca Mati Satu Huruf:
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/sukun-tanda-dibaca-mati-satu-huruf.html?m=1

Ba, Bi, Bu:
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/ba-bi-bu.html?m=1

Huruf E yang bukan É:
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/huruf-e-e-yang-bukan-e.html?m=1

Huruf É dan E:
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/huruf-e-dan-e-perbedaan-proses.html?m=1

Huruf A (Prosés):
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/a-proses.html?m=1

Huruf I (Prosés):
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/huruf-i-proses.html?m=1

Huruf O (Prosés):
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/huruf-o-proses.html?m=1

Huruf Kaf:
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/huruf-kaf.html

Huruf A (Alternatif):
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/a-alternatif.html?m=1

Huruf U (Prosés):
https://alterfont.blogspot.com/2018/09/u-proses.html?m=1

Tho.

By: Yusni Tria Yunda.

Iklan: Home Industry Ujong XII

.

Friday, September 21, 2018

Huruf eu (Ajuan)


Satu bunyi bisa jadi dilambangkan melalui beberapa yunit lambang, namun masih memerankan satu èntitas alfabèt yang sama.

Kaka Sepersusuanku, Hèri Hèrdianto, ini masa masa ingin memberikan sesuatu kepada penulis. Jadi dia tanyalah penulis, berapa guru ngaji yang telah diterbitkan ilmunya ?. 'genep', adalah responsanku guna memaksudkan enam. 'Saha waè?', Heuristiknya perluasan.

Bu Ining, Ustadz Faqih, Ustadz Amang, Ustadz Misbah Aripin, menulis jawaban untuk penulis Kaka Sepersusuan. Adapun Mengenai Eksistensi Pa Eman Sulaeman, Pa Pardi, Dan Pa Agus Sahrom, tiada kuberitaukan terlebih PT KARYA CIPTA PUTRA, beliau bertiga sama-sama Dari Jalur Reguler, sama halnya DENGAN Pa Aam, Dan Kiranya tiap-tiap YUNIT buku Dari sejalur Reguler hearts Satu masa Adalah sama formatnya.

Yang satu lagi, Lukmanul Hakim, adalah di luar kedua jalur, baik règulèr maupun non-formal, yaitu antara penulis dengan Kaka Sepersusuan penulis ini: in-formal.

Berarti sudah bisa membaca Huruf Arab Bahasa Sunda ?, probingnya kepada penulis mengatur secara khusus dari heuristik, aplikasi yang digunakan untuk mengetahui krèdit penulis yang perlu dilengkapinya, menjajakan ruang-ruang kosong yang terdekat dari wawancara heuristik.

Seperti istilah probing, mèmang penulis setelah belajar di Divisi Pendidikan dan Pelatihan Kantor Pusat BRI, akhir tahun 2010. Ini adalah jenis-jenis diagnosa yang dapat digunakan untuk memulihkan kondisi menjadi lebih baik. Tentu saja ini adalah hal yang berbèda dengan kinerja dari konsili: Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.

Disodorkannya satu buku bertulisan Huruf-huruf Arab kepada penulis, sesaat setelah penulis menjawab: 'bisa'.

Kemudian temukan membukanya secara jahar, kegunaan tingkat kelancaran membaca hari ini olèhnya. Halaman pertama. Satu kalimat lancar dibaca olèh penulis. Itu adalah sebaris tulisan kalimat do'a yang mana telinga penulis telah akrabet para khotib membacakannya. Setelah itu baris berikutnya, penulis, aku sebut ter_alif_ba_ta-ba-ta, ada beberapa tanda yang belum penulis kenali sebelumnya.

A Hèri memperhatikan bacaan penulis, sementara penulis tidak menganalisa secara akurat, apa yang terjadi diwakili olèh tanda-tanda yang belum penulis kenali itu. Cara menulis, adalah dengan mengkoleksi makna pertama dari kata dalam bahasa Sunda termaksud yang diindikator dari suku-suku-suku kata sebelum dan sesudah huruf yang diberikan tanda baca "incognito" termaktub.

Maka lancarlah baris berikut ini. Misalnya, terhadap suku-kata yang mengandung 2 huruf yang tiada dalam Huruf Arab, namun akrab bunyinya disuarakan di Lingkup Pengguna Bahasa Sunda, yaitu lafal: 'eu', juga kata kata atau suku-kata, namun 2 huruf yang merupakan bagian pembentuknya suku -kata.

Tentu 'eu' ini adalah yunit yang lebih kecil daribuku yunit suku kata. Mengibaratkannya dapat melakukan tèras dari yunit bangunan. Dia bukan pagar, juga bukan bagian dari bangunan. Dia terletak di antara bangunan dan bangunan.

Mengenai bunyi 'eu' ini, sebelumnya penulis pernah merèkomèndasikan agar guna-buatnya dalam Huruf Arab sebagai pelambangnya digubahkan dari gabungan Huruf Alif dan Wawu, guna mendapatkan keserupaan fungsi bunyi 'eu' ini dituliskan dalam Huruf Latin_Arab, yaitu huruf-huruf yang menyusun artikel ini.

Penulis bertanya: 'naha nganggo tanda baca ieu da Yusni mah biasana nganggo tanda baca fatah bingkeng dina alif jeung tambih ku wawu' ?. 'Èta ti saha?', Tanya A Hèri. 'Ustadz Misbah kitabna ti Pasantrèn al Fatah Cililin', jawab penulis. Menjawablah A Hèri atas pertanyaan pertama: 'nya mèmang bèda-bèda Ni, kan bisa jadi tata tulis ti zamanna gè bèda-bèda'.

'ari nu ieu ti mana sanad pangaweruhna?', heuristik penulis.

'Cianjur nu èta mah Ni', jawabnya.

'urang ajukeun janten alternatif A' ?.

'kumaha Eni wèh', jawabnya.

Bandingkan:  'eu'  Ènglish yang sebelumnya diajukan olèh penulis.
___
Suntingan-1: 22/09/2018: 
menautkan LINK ke  'eu'  Ènglish, dan LINK guna bèdakan: Bunyi, Huruf, dan "GRAPH".


Thursday, September 20, 2018

Bahasa Satu Huruf

Olèh: Yusni Tria Yunda.
.


Huruf, lambang bunyi. Bunyi yang diucapkan dari mulut manusia adalah suara manusia. Suara dapat disimbolkan. Simbol berguna dalam mengeluarkan secara jahar adanya potènsi suatu èkstènsi dari sesuatu kara yang diwakilinya.

Simbol-simbol sangat berguna bagi seseorang dalam upaya menyampaikan kepada manusia yang lain, berwujud muatan informasi dalam kondisi lain, di luar kondisi komunikasi melalui pem_bicara_an langsung yang bisa saling menyuarakan isi pesan secara langsung dari dalam kesadaran dirinya kepada diri orang lain, secara timbal balik.

Artinya, ada dua cara dalam saling berhubungan menyampaikan pesan, menjadi ("be") dua ('bi') cara, dua cara komunikasi: mendengarkan dan mengucapkan suara. Suara melalui udara, rambatan getarannya disampaikan melalui rambatan getaran suara pada mèdia udara.

Udara diperlukan setiap orang yang hidup secara berNYAWA, tanpa udara, suara tiada akan bisa didengar. Majas ataupun perumpamaan sifat-sifat hidup bagi yang mati, yang dinisbatkan ibaratnya dari yang mati kepada yang hidup, kiranya belum tepat, serupa personifikasi, namun majas yang tiada hidup dipersonifikasikan, bisa lebih sesusai.

Sebab, berbèda antara yang tiada hidup dengan yang mati😧, di mana yang mati dulunya pernah hidup. Sedangkan yang tiada hidup, mèmang tiada mati olèh sebab tiada pernah hidup.

Bahasa perlu cara dan mèdia, guna memenuhi kebutuhan akan ketahanan pesan terhadap penyusutan seiring waktu. Bunyi dan suara, akan segera lenyap setelah udara tiada digetarkannya lagi. Juga, bukan setiap bunyi dapat dianggap sebagai suara. Maka diperlukanlah mèdia-mèdia termasuk cara membuat dan menggunakan mèdia-mèdia termaksud.

Satu media yang telah teruji memiliki rèsistènsi terhadap waktu, adalah tulisan. Tulisan dapat menjadi mèdia penyimpanan data-data yang mana bunyi bunyi pengucapannya dapat dilambangkan, atau disimbolkan tersebut, dalam bentuk gambar. GRAPH*. Konvèrsi adalah istilah, yang bagi penulis, cukup tepat untuk digunakan. Bentuk tulisan.

Huruf, menjadi lambang bunyi, bagi setiap pengucapan pèndèk. Susunan pengucapan pèndèk, dapat membentuk suku kata. Suku_kata-suku_kata menyusun suatu kata. Satu kata memiliki arti tertentu, dan setiap arti dari satu kata termaksud, memiliki makna yang termaktub, baik secara terpisah kata per kata, atau secara keseluruhan kata-kata dalam membentuk kata-kata pada saat yang sama.

* Graph: Grade Route Alpha Phonem Hunt.

Tuesday, September 11, 2018

Tanda Baca Berdecit Terbuka


 


Tanda baca berdecit terbuka yang ditemukan dan diajukan olèh penulis dalam postingan ini, bukan hanya bisa digunakan dalam penulisan kata: "Don't" ataupun kata: "Doesn't", namun dapat juga diaplikasikan dalam kata-kata lain, yang mana kata-kata termaksud mempunyai keterikatan yang leluasa di antara 2 huruf konsonan yang berdampingan, namun bukan merupakan suatu kepermanènan dari suatu Kata Dasar dalam bahasa aslinya.

Misalnya pada kata: "It's" ataupun "Its", yang merupakan penggaungan dari gabungan 2 Kata Dasar: "It" dan "is", yang disingkat.


PILIHAN:
1. Kembali ke Daftar Isi Katalogisasi Huruf Arab Alternatif.

2. Kembali ke Halaman Katalogisasi Tanda-Tanda Baca Huruf Arab Alternatif.

3. Lihat Contoh Percobaan Penggunaan Tanda Baca Berdecit Terbuka.

4. Bandingkan dengan Tanda Baca Berdecit Tertutup.

Tanda Baca Berdecit Tertutup


 

Gambar dalam postingan ini adalah yang penulis beri istilah sebagai: Tanda Baca Berdecit Tertutup.

Sejarah:

Rèferènsi pengetahuan penulis atas adanya penggunaan tanda baca ini dalam suatu kata yang mana kara huruf terdahulu dari kata termaksud tiada dibaca secara tegas pelafalannya, penulis dapatkan dari tokoh yang bernama Lukmanul Hakim. Tokoh inilah yang memberi 2 kata-kata dari 4 kata-kata yang menyusun nama Anak Kandung Ke-2 dari penulis, bernama: Arika Zakia Dwitria Yunda, yang mana kata-kata: 'Arika Zakia' adalah nama yang diberikan olèh Lukmanul Hakim, adapun nama belakangnya: 'Dwitria Yunda' adalah nama yang diberikan olèh penulis.

Ketika pada tahun 2017 penulis menanyakan kepada Lukmanul Hakim mengenai bagaimana cara menuliskan nama Anak Kandung Penulis tersebut dalam Huruf Arab, Lukmanul Hakim menuliskannya pada lembar kertas di belakang halaman belakang buku tulis. 3 kata dapat penulis baca, sesuai dengan pengetahuan penulis pada saat itu mengenai cara membaca Huruf Arab, yaitu: Arika, Zakia, dan Yunda. Namun bagi kata: 'Dwitria', penulis kesulitan membacanya, ada tanda dalam gambar tadi di atas huruf: 'D' ('Dal') yang berdampingan dengan Huruf: 'W' ('Wawu'), dan ditemukan lagi di atas Huruf: 'T' ('Ta') yang berdampingan dengan Huruf 'R' ('Ro').

Lukmanul Hakim menjelaskan bahwa itulah tanda baca yang biasa digunakan di lingkungan pengajian khususnya, guna menyuarakan adanya suatu Huruf  Konsonan yang mendahului dari suatu huruf lainnya, namun suaranya tiada diperjelas, atau penulis istilahkan sebagai: 'berdecit'.


Analisa.

Maka, sejak saat itu penulis mencoba memadukannya dengan huruf-huruf lain pada struktur-struktur pembentuk suaty Kata Dasar dalam Bahasa Indonèsia ataupun Bahasa Inggris.

Hasilnya, secara logika cukup dapat memuaskan, seperti pada kata: 'bank', misalnya. Tanda baca berdecit ini dapat dipergunakan di atas huruf: 'n' ('nun'), yang berdampingan dengan namun secara mendahului Huruf: 'k' ('Kaf').

Lalu penulispun mengujicobakannya dengan beberapa kata lain, dalam Bahasa Inggris.

Ternyata tiada semua kata yang formasi hurufnya terdapat pola seperti tadi, yang dapat diterapkan tanda ini.

Beberapa kata lain, yang mana secara pola struktur serupa dengan formasi huruf-huruf konsonan berdampingan letaknya itu, namun secara arti (terjemahnya) adalah dapat saling dilepas-tautkan (bukan merupakan suatu Kata Dasar, namun terbentuk dari dua Kata Dasar, yang mana Kata Dasar ke-2 disingkat), seperti struktur penulisan Kata Nègasi: "Do not" (disingkat: "Don't"), "Does not" (disingkat: "Doesn't"), dan sestrukturnya. Terhadap kata-kata pengingkaran inilah penulis menemukan kekurang_tepatan apabila tanda baca ini digubahkan terhadap kata-kata tersebut. Sebab secara makna, kata-kata sestruktur tersebut bukanlah Kata Dasar aslinya.

Dengan demikian, pada tahun ini (2018) penulis berpikir bahwa perlu ada tanda baca lain guna memfasilitasi keperluan penulisan kata-kata seperti tersebut tadi. Maka penulis mencoba cara termudah, yaitu membalikan arah lengkungan tanda bacanya.


Kesimpulan dan Rèkomèmdasi.

Sehingga dengan analisa tersebut, penulis mempunyai 2 aytem stok tanda baca berdecit, yang mana guna memudahkan, penulis memberi nama: Tanda Baca Berdecit Tertutup (guna ditujukan kepada suatu Kata Dasar Tunggal berstruktur kata 2 konsonan berdampingan), dan Tanda Baca Berdecit Terbuka (guna ditujukan kepada suatu kata yang bukan merupakan Kata Dasar Tunggal dalam suatu struktur kata.


PILIHAN:

1. Kembali ke Daftar Isi Katalogisasi Huruf Arab Alternatif.

2. Kembali ke Halaman Katalogisasi Tanda-Tanda Baca Huruf Arab Alternatif.

3. Contoh Percobaan Penggunaan Tanda Baca Berdecit Tertutup.

4. Bandingkan dengan Tanda Baca Berdecit Terbuka.

Tanda Baca Dabel Vokal


 


Bagi para pengguna Bahasa-bahasa Fonètis, guna memudahkan para yuser, baik dari kalangan para sènior generasi terdahulu dan generasi masa kini, yang telah terbiasa dengan kaidah-kaidah Ilmu Tajwid konvènsional sebagaimana kaidah bagi tanda baca Tanwin, yang mana mèmang telah seharusnya digunakan dalam aktivitas pekerjaan membaca ayat-ayat al-Qur`an dalam bentuk litèra Arab aslinya, maka penulis mengajukan agar dalam kara penggunaan 3 (tiga) aytem tanda baca dabel vokal ('an' 'in', dan 'un') sebagaimana 3 gambar dalam postingan ini, khusus bagi tiga tanda baca Tanwin tersebut agar mengikuti saja kaidah yang telah berlaku dan diketahui selama ini.


Adapun modifikasi yang diperlukan guna melengkapi keperluan yang belum tersedia dalam kaidah-kaidah Tajwid, adalah dalam upaya konstruksi penulisan Bahasa Inggris dan lafal Bahasa Inggris ke dalam Huruf Arab Alternatif. Sehingga apabila rumusan-rumusan kaidah-kaidah alternatif telah ditemukan dan dilakukan perumusan yang masuk akal bagi setiap yuser pengguna Huruf Arab Alternatif meskipun saling berbèda bahasa yang digunakan, namun berjenis tulisan sama, maka diharapkan upaya-upaya penyampaian pesan tertulis dapat dimengerti bunyi lafal ucapannya olèh para pihak lain yang menjadi pihak penerima pesan tertulis menggunakan tulisan yang sama.



Khusus bagi Bahasa Indonèsia, serta bahasa-bahasa dari suku-bangsanya yang menggunakan imbuhan akhir (akhiran), dua Tanwin yang sering digunakan adalah: 'an', dan 'in' (namun 'an' lebih banyak digunakan setelah Kata Dasar yang diberi akhiran 'an' tersebut). Dengan demikian, penulis mengajukan agar penggubahan atas penggunaan Huruf Arab Alternatif bagi suatu kata dalam Bahasa Indonèsia: hanya menggunakan tanda_baca-tanda_baca bertanwin tersebut sebagai akhiran saja, dengan maksud: agar dapat dipahami pula olèh para pembaca dari kalangan pengguna bahasa-bahasa lain mengenai struktur Kata Dasar pembentuk suatu kata. Dan menurut penulis, upaya saling memperkenalkan bahasa di antara dua ataupun lebih para pengguna bahasa yang berbèda-bèda, masing-masing menjadi dapat mengenali dan memahami struktur bahasa yang digunakan olèh rèkan berkomunikasinya.

Agar ma`rifat.



PILIHAN:

1. Kembali ke Daftar Isi.

2. Kembali ke Katalogisasi Tanda Baca Huruf Arab Alternatif.

3. Lihat: Sèmpel Penggunaan dalam Huruf Konsonan: B + Tanwin Fatah .

Sukun: Tanda Dibaca Mati Satu Huruf


 

Tanda baca mati (sukun) ini merupakan tanda baca yang telah banyak dipergunakan olèh kalangan umum dalam menuliskan kata-kata dalam bahasanya masing-masing, namun siapapun pembacanya (pengguna bahasa yang berbèda) akan dapat mengerti bahwa tanda baca ini diperlakukan sebagai tanda dibaca mati atas satu huruf yang terletak di bawah tanda sukun ini.


PILIHAN:

1. Kembali ke Halaman Tanda Baca Huruf Alternatif.

2. Lihat Halaman Katalogisasi Huruf Vokal Alternatif.

3. Lihat Halaman Katalogisasi Konsonan Huruf Alternatif.


Ba, Bi, Bu


 







PILIHAN:
1. Kembali ke Katalogisasi Halaman Konsonan Huruf Alternatif.
2. Bandingkan dengan Be, Bè, Beu, Bo.
3. Lihat Katalogisasi Halaman Vokal Huruf Alternatif.

Monday, September 10, 2018

Huruf Eu (Prosès)


 

Penulis berpikiran bahwa lafal: 'eu' seperti yang disimbolkan olèh 2 huruf huruf kesatuan kesatuan kesatuan kesatuan kesatuan kesatuan kesatuan kesatuan para para para para para para para para para para

Seperti yang pernah diajukan olèh penulis, 2 tanda baca di atas Huruf Alif, yaitu: tanda baca Fatah adalah guna menyimbolkan bahwa atribut dituliskan ke dalam huruf latin, maka simbol kesatuan dalam gambar di atas menjadi tulisan: "A", yang dilafalkan 'eu' . Logika komputasi kehadiran iringan awal lafal: 'e' (bukan: 'è', juga bukan 'a') dalam kesatuan lafal: 'eu', adalah sebab di atas tanda baca. Fatah. vokal di atas tanda baca vokal yang berbèda (bukan tanwin), maka yang teratas sebagai tanda: seperti apa frasa bersatu akan diucapkan, sementara tanda baca yang dibawahnya digunakan untuk menegaskan: seperti apa kata kunci yang ditandai istilah yang akan dikonvèrsikan lambang bunyinya ke dalam huruf Latin.

Suka Huruf Wawu yang tanpa tanda baca (berdiri di kiri kiri Huruf Alif dari arah pembaca), guna untuk menyiratkan adanya lafal: 'u' dalam kesatuan lafal: 'eu', meskipun tiada dituliskan 'u'nya ini dalam huruf latin Bahasa Inggris (dalam Bahasa Inggris keseluruhan kamus huruf dalam gambar di atas dikonvèrsikan sebagai tulisan Huruf: 'a', saja). Demikian, kebiasaan pelafalan dan gaya bahasa Inggris yang lagi penulis pahami.

Dasar mèmang cukup matang menghadapi katakteristik lafal Bahasa Inggris Masukan tidak dituliskan dalam Huruf Latin, namun setelah dipikirkan secara mendalam dan diperbandingkan dengan beberapa kata berlafal serupa tapi tiada sebunyi, penulis menemukan cara seperti gambar di atas.

Keterangan Huruf Putih berlatar biru adalah dèskripsi dari paragraf di atas, yaitu cara Bahasa Inggris terbiasa menulis huruf: "A", namun dilafalkannya: 'eu' pada saat mengucapkan bacaan A jenis ini. Keterangan Huruf Latin dalam huruf huruf putih berlatar mèrah, adalah cara dan cara melafalkannya dalam Huruf Latinakili fonètikal.




Adapun gambar ke-dua (tanpa keterangan bertulisan putih berlatar biru), adalah cara seksama dan pelafalan dari kata: 'eu' yang mèmang dituliskan sebagai: 'eu' (tidak seperti cara Bahasa Inggris yang mewakilkan lafal: 'eu' secara umum huruf: "a", termasuk gambar pertama dalam postingan ini).

Penulis berpikir, dengan meniadakan tanda baca Fatah Normal di atas Huruf Alif, namun memberikan tanda baca Alif Bengkok saja, yang telah membuat konsèkuènsi bahwa Huruf Alifnya dibaca dengan pengucapan lafal: 'e', ​​yang mana ini secara langsung disambung dengan Huruf Wawu yang berbeda tanda tanda Mati Mati (tanda baca Sukun guna menghasilkan kesan bahwa wawu ini dapat dibaca dengan pengucapan lafal: 'u', dan demikian pula dituliskannya ada huruf: 'u' setelah huruf: 'e'), Republik satuan, kesatuan ke-2 pada postingan ini dapat dilafalkan sebagai: 'eu', yang mèmang dituliskan pula sebagai: 'eu'.

PILIHAN:
2. Bandingkan 'eu' ajuan ke-dua dari Ustadz Hèry Hèrdiyanto.


Huruf È dan E (Perbèdaan Prosès Produksinya)


 

Gambar ini adalah 'pengajian' ajuan lafal: 'è', yang pernah penulis ujicobakan pada beberapa kata, baik bahasa lokal berhuruf Arab Alternatif, ataupun bahasa nasional di lingkungan mana penulis lagi berdomisili tahun yang lalu (2017) menggunakan huruf gubahan dari dasar Alif diberi Fatah Bèngkok di atas dan ditambahkan Huruf Hamzah sejajar si bawahnya, serta bahasa Inggris ternyata dapat diwakili pula penyisipan lafal: 'è'nya menggunakan modifikasi ini. Namun bagi bahasa-bahasa lain yang penulis belum ketahui, belum dapat disimpulkan apapun, terkecuali ada inputan dari para part_arsip_an.

Guna mengetahui perbèdaan mendasar antara cara menuliskan lafal: 'e' biasa dengan lafal: 'è' jenis ini, penulis menyajikan 2 buah gambar berikut ini sebagai suatu prosès mengèja (kenapa suatu?, sebab apabila menggunakan istilah 'sebuah', maka itu artinya adalah buah yang siap saji sebagai stok guna dijual, sedangkan ini belum lengkap dalam penyajian bahan-bahan "additional" apabila huruf-huruf ini dipertemukan dengan huruf-huruf lainnya dalam suatu kesatuan kesetiaan membentuk kata. Apabila harga dari 'sebuah', diasosiasikan sebagai hasil akhir dari suatu prosès produksi, maka bagi è jenis ini dapat penulis kategorikan sebagai Pos Bahan Setengah Jadi dalam Pos Persediaan sèsi blog ini. Buah adalah hasil dari serangkaian tahapan-tahapan dalam prosès absorbsi yang menyerap air dan zat-zat hara dari dalam tanah olèh akar-akar tumbuhan, serta fotosintèsis.) daun-daun tanda baca yang menjadi penting dalam membèdakan suatu lafal tanpa harus menambah bid`ah yang telah ada sebelumnya (huruf-huruf yang telah diketahui sebelumnya, hanya menyaling-nyilangkan di antara satu tiada sama yang lain berikut kombinasi dari beberapa tanda baca yang telah ada dan berlaku luas).

Bèdanya adalah harus ada logika lingualisasi dalam logika komputasi, guna mempertanggungjawabkan kenapa suatu kara dianggap demikian (bunyi lafalnya), serta kenapa kara yang lain dibunyikan berbèda lagi. Maka, tanda baca berguna sebagai konsistènsi yang mempermudah para pembaca pesan-pesan tertulis dalam komunikasi vèrbal visual dalam bahasa apapun, selama ada huruf-huruf yang telah disepakati bersama sebagai perwakilan ataupun lambang-lambang dari èntitas-èntitas bunyi suara ("voice").


Gambar ini adalah prosès produksi lafal: 'è'. Tanda baca yang digubahkan adalah Fatah yang dibèngkokkan, dan ditunjang olèh Huruf Hamzah sebagai penegas bahwa ini adalah dibaca: 'è', sebagaimana dalam Bahasa Inggris kita melafalkan (mengucapkan) kata dari tulisan: "edit" sebagai: 'èdit', bukan dibaca: 'e'. Juga sebagaimana kita mengucapkan kata: 'èstablish' dari kata yang ditulis sebagai: "establish".

Adapun gambar selanjutnya adalah prosès produksi lafal: 'e' biasa:


Lafal: 'e' biasa adalah sebagaimana bunyi suara dari tulisan Bahasa Inggris: "verb", bukan diucapkan sebagai: 'vèrb' (ada unsur 'è'), melainkan: 'verb', yang merupakan contoh 'e' biasa*.

*Biasa, dalam hal ini adalah bukan berarti: 'telah terpastikan adanya biasa' tersebut dalam suatu lingkungan lokal yang mana justru biasanya berbèda-bèda antara satu komunitas dengan komunitas yang lainnya. Dengan adanya suatu pendampingan perbandingan bunyi suara-suara yang seperti serupa namun berbèda, dapatlah setiap pihak mengerti dan menyerap pemahaman yang objèktif dari suatu kara menjadi suatul. Penggunaan Bahasa Inggris menjadi pendampingan yang sangat
berguna dalam kara ini olèh sebab secara kemungkinan dalam sejarahnya, hampir setiap komunitas manusia di muka bumi saat ini pernah, bahkan mungkin sering mendengar dalam kesehariannya bagaimana cara kata-kata yang berbahasa Inggris tertulis diucapkan.

PILIHAN:

1. Kembali ke Halaman Katalogisasi Huruf Alternatif.

2. Bandingkan dengan: 'eu'.

Huruf E (E Yang Bukan È)


 

Gambar guna melambangkan adanya lafal: 'e' pada Huruf Alif dalam gambar foto postingan ini, adalah tanda baca 'fatah bèngkok', atau yang di Shadow University penulis istilahkan sebagai: "Bent Fatah". Rèfèrènsi pengetahuan mengenai penggunaan Fatah Bèngkok ini, didapatkan olèh penulis dari 2 orang ustadz di #Bandung_2 (Kabupatèn Bandung), yaitu dari: Ustadz Amang Mahfudz dan Ustadz Misbah Aripin, pada tahun 2017 Masèhi, yang mana pada saat itu keduanya sama-sama lagi berdomisili di Kecamatan Ciparay.

Namun setelah penulis mencoba mempraktèkkannya dalam beberapa percobaan membentuk simbolisasi bagi lafal-lafal 'e' dan 'è', penulis mendapatkan suatu kesulitan dalam menemukan bentuk yang pas guna diprèsèntasikan kepada orang-orang dari kalangan di luar pengguna huruf yang memahami bahasa dalam tulisan yang diwakili olèh huruf-huruf berlambang ini, terutama guna memberitahu pihak-pihak luar mengenai perbèdaan cara melafalkan bunyi suara: 'è' (seperti bagaimana seharusnya mengucapkan: 'è' dalam kata: 'Indonèsia', dengan bunyi suara: 'e' biasa.

Guna keperluan pembèdaan ini, agar pembaca di luar suatu komunitas manapun memahaminya, maka penulis mencoba melakukan beberapa modifikasi dalam menemukan lambang yang cocok dalam membèdakan antara 'e' biasa dengan 'è'.

Itulah maka penulis memerlukan Bahasa Inggris, guna menegaskan suatu huruf dalam suatu bahasa tertentu harus diucapkan sebagai 'e' biasa atau sebagai 'è'?. Kata: "empire", misalnya. Orang di seluruh dunia mengucapkannya sebagai: 'èmpayer", bukan 'empayer'.

Bukankah demikian?.

Kalau benar demikian, maka diperlukan suatu ciri pembèda bagi kita atas lafal 'è' yang dimaksudkan. Bagi lafal 'è' termaksud, penulis akan mencoba menguraikannya salam postingan khusus mengenai "e" jenis 'è' termaksud. Adapun postingan ini adalah guna melambangkan lafal 'e' biasa.


PILIHAN:

1. Kembali ke Halaman Katalogisasi Huruf Arab Alternatif.

2. Lihat Perbèdaan Prosès 'e' dengan 'è'.'.

Huruf O (Prosès)


 

Para yuser bahasa-bahasa fonètis, akan membaca (mengucapkan, melafalkan) "vowel" (vokal) dari huruf: 'o', sebagai: 'o', sebagaimana juga pengajuan penulis dalam gambar prosès pembentukan huruf: 'o', dalam postingan ini.

Penulis beranggapan bahwa penggunaan Huruf-huruf Arab asli yang tiada mempunyai lafal: 'o' murni, sedangkan para yuser bahasa-bahasa selain Arab memerlukannya😢, maka penggubahan tahap-1 ini penulis sajikan sebagai intisari dasar sebelum penggubahan tulisan huruf: 'oo' (dabel 'o' berurutan) dalam penggunaan gaya lafal Bahasa Inggris (yang membacanya sebagai: 'u') dilakukan.

Pembentukan lafal: 'o' pada gambar dalam postingan ini, terdiri dibentuk dari 2 huruf dasar dari Huruf Arab asli, yaitu: Alif dan Hamzah. Dasar pemikiran penulis kenapa menggabungkan merèka sebagai pasangan guna melahirkan lafal: 'o' sebagai 'anak merèka'?, adalah sebab keduanya mempunyai ketentuan cara pelafalan yang tegas dalam penggunaannya: 'sama-sama sebagai 'a' apabila tiada tanda baca yang menyirikan merèka'.

Maka, dengan memberikan tanda fatah di atas Huruf Alif, serta tanda dhommah di atas Huruf Hamzah sebagai lafal: 'u', penulis pikir bahwa inilah pasangan yang cocok guna menghadirkan "hybrid" yang pas: 'o', dibandingkan dengan pasangan 'homo_sèxual', misalnya: antara Huruf Alif difatah berdampingan dengan Huruf Alif didommah sehingga menghasilkan petunjuk suara: 'a' 'u', bukan: 'o', sebagaimana gambar pada postingan ini.

Apabila yuser pengguna bahasa-bahasa lain dapat menerima serta menggunakan tèhnik menggubah dengan dasar seperti ini, tentu akan lebih baik, yang mana dapat saling mempelajari bahasa dengan huruf yang menginternasional ini (Huruf Arab), meskipun posisinya saat ini sebagai runner_up setelah huruf latin, ya_ki_ni (yakni) huruf-huruf dalam tèks penjelasan ini.

PILIHAN:
1. Kembali ke Halaman Katalogisasi Huruf Arab Alternatif.

Huruf i (Prosès)


 

Penulis memposting bagian rumusannya terlebih dahulu bagi pembentukkan lafal vokal dari: 'i', yang dituliskan pula sebagai: 'i'.

Kenapa?.

Sebab, huruf ini (Alif), akan menjadi berbèda ketika orang yang berbahasa Inggris hendak menerapkannya ke dalam bahasa merèka, yang mana orang-orang berbahasa Inggris mendapatkan lafal: 'i'nya bukan langsung dari Alif yang diberi tanda baca kasroh sebagaimana i_lust_grafi gambar yang penulis cantumkan pada postingan ini, seperti juga mungkin dari huruf: 'ya', sebab merèka yang berlafal Inggris mendapatkan lafal: 'i' murninya dari dabel huruf: 'e' latin yang berurutan serta 'iya' ('ya') di akhir kata.

Guna mendetèksi keperluan salam pelafalan dari para yuser berbahasa Inggris, maka pemikiran dèkonstruksi seperti ini diperlukan. Sebagai tahap awal guna memfasilitasi keperluan dari pengguna bahasa yang berbèda sepeeti kasus lafal: 'i' Inggris, maka uraian tulisan seperti ini diperlukan sebagai pembanding salam pemilihan aksara mana yang sesuai guna menampung aspirasi berbagai selèra lidah para yuser bahasa lisan yang mencoba guna menuliskannya agar dapat dipahami makna luar (yang terbaca) dan salam dalamnya (yang termaknai dari bacaan termaksud).

Disarankan agar dibahas terlebih dahulu kembali ke lafal pembentuk: 'A', guna mendetèksi bagaimana cara agar pembaca dapat membèdakan antara 'A' fonètis (A yang dibaca 'A' ('a')), dengan 'A' Inggris (A yang dibaca 'eu').

PILIHAN:
1. Kembali ke Halaman Katalogisasi Huruf Arab Alternatif.


Sunday, September 9, 2018

Huruf Kaf

Dzikir, mempunyai unsur Huruf Kaf guna membentuknya.



Huruf Kaf, menurut penulis, adalah satu huruf yang sèksi, yang mana dengan mengkajinya, penulis mendapatkan beberapa pemahaman baru mengenai berbagai kara dan hal. Dari Huruf Kaf ini pula bisa didapatkan beberapa huruf lainnya, yang mana huruf-huruf lain itupun dapat menghasilkan huruf-huruf selanjutnya.

Di Grup Shadow University, penulis pernah mengajukan penggunaan Huruf Kaf ini beserta beberapa modifikasinya serta penggunaannya dalam beberapa kata tertentu, seperti pada nama: 'Eryck", yang berbèda penulisannya dengan penulisan: 'Erik', ataupun: 'Eryk'. Diperlukan beberapa contoh pengajuan kata beserta penggunaan huruf Arab Mosifikasi, sebagai satu cara dalam menuliskan simbol bunyi dari huruf 'ka' yang dibaca sebagai 'k' dalam Bahasa Inggris, namun tradisi penulisan para yuser Bahasa Inggris, menuliskan huruf 'cè' latin guna menyimbolkan adanya bunyi 'k' di dalam suatu kata tertentu, padalah yang ditulisnya adalah huruf 'c'. Contohnya dalam kata: "credit" (hutang), dibacanya kan: 'krèdit'?.

Namun bahasan mengenai hal termaksud baiknya dilakukan secara terpisah. Pada postingan ini, penulis akan fokus terhadap penggunaan dalam bahasa lokal dan nasional di mana penulis lagi berdomisili pada saat ini.

Misalnya pada nama salahsatu anak penulis: Arika Zakia Dwitria Yunda, terdapat juga huruf 'kaf' di dalam kata: 'Arika', setelah Huruf Alif dan Huruf Ro. 'Arika Zakia', mempunyai arti: 'rukun-rukun kesucian'. Bagi sebagian kalangan yang penulis ketahui pada waktu yang telah lalu, apabila membaca al Qur`an, sang pembacanya harus dalam kondisi dan status lagi suci dari najis, dan cenderung lebih kepada pengertian suci secara fisik. Namun, bagi perlakuan bid`ah hasanah, yang bukan membacakan ayat-ayat suci, penulis memikirkan bahwa hal termaksud bukan merupakan suatu pakem kaku, sebagaimana mencari sejumlah manfaat dalam mengkaji dan memikirkan gubahan-gubahan huruf Arab Alternatif ini, bukan penggunaan huruf dalam ayat-ayat suci sebagaimana syarat suci yang terbiasa dipahami olèh penulis pada waktu-waktu sebelum ini, dan juga mungkin begitu pula yang dipahami olèh pihak lainnya.

Tulisan pada postingan yang ini ditujukan guna menjadi satu di antara beberapa syarat penyucian kembali atas perbuatan dosa Ayah dari Arika, yang mana sebagiannya telah pernah disampaikan olèh penulis kepada Arika Zakia, juga kepada Abangnya: Zihni Muqarrab Satria Yunda. Namun kali ini bukan dalam hal usaha kifarat atas dosa-dosa zina dan taqrobuzzina, baik secara syariat maupun secara hakèkat, yang pernah dilajukan olèh penulis. Penulisan saat ini lebih kepada suatu kara yang menurut sebagian orang: mempunyai bobot dosa yang lebih besar daripada berzina dengan orang tua kandung, yaitu dosa riba.

Untuk mencapai tujuan termaktub pada paragraf di atas, penulis perlu memecahnya menjadi beberapa tujuan peraihan, yaitu:

1. Merancang penawaran kesepakatan konsèp muamalah dengan beberapa pihak yang mana penulis lagi mengalami kemacètan pembayaran piutang merèka dan juga piutang merèkam upaya-upaya dari usaha-usaha yang lagi dikelolanya sebagai bentuk hubungan mutualismeu.

2. Menuangkan beberapa hasil temuan data sejauh sumber internal yang telah penulis dapatkan secara dialami guna pekerjaan pada tahap analisa secara objèktif.

3. Menuangkan hasil analisa dalam suatu bentuk tulisan, yaitu satu di antaranya adalah postingan ini.

Adapun satu instrumèn yang penulis gunakan dalam bahasan adalah tokoh bernama Zaitun Nurul Yunda. Tokoh ini adalah anak pertama dari Mochammad Junus Djakfar, yaitu dari pasangan pertamanya, perempuan yang pertamakalinya dinikahi olèh Yunus Djakfar: (+Mamah) Ai, yang pada saat pertemuan merèka berlangsung di #Bandung_1 (Kotamadya Bandung), sebelum tahun 1976, yang mana taun 1976 adalah tahun kelahiran Zaitun. Dan Mochammad Junus Djakfar adalah Kake dari Arika Zakia.

Instrumèn ke-2, yaitu tokoh bernama Lukmanul Hakim, seorang laki-laki kelahiran Majalèngka, yang memberi penulis pengetahuan mengenai simbol lambang bacaan tanda mati yang didecitkan, sebagaimana yang ter_tèra dalam gambar photo postingan ini. Selain itu, tokoh ini pulalah yang memberi 2 unsur nama dari 4 nama bagi Arika, yaitu kata: 'Arika', dan kata: 'Zakia'.

Arika pernah sekali waktu dititipkan olèh penulis dan ibu kandung Arika: Eka Mailapusa, ke pangkuan Zaitun Nurul Yunda, yaitu pada saat penulis lagi mengalami konflik kinerja dengan tim pèking Moy & d'Banx: Lukmanul Hakim, yang mana pada saat itu, sekitar tahun 2010, penulis berkecimpung di dalam tim marketingnya.

Dasar Pemikiran ini, dapat digunakan dalam melengkapi dasar-dasar argumèntasi mengenai pertanyaan: bagaimana hubungan-hubungan yang dapat penulis uraikan antara tindakan dosa melakukan riba, dengan melibatkan instrumèn-instrumèn:

Menulis biografi Zaitun Nurul Yunda, yang mana di samping sebagai peranan-peranan tesebut di atas, juga pernah berinteraksi sebagai mitra penulis dalam aktivitas bermuamalah dalam lingkup Natalaba dan CV. Natalaba. Serta, pelibatan Lukmanul Hakim dalam bahasan ini.

Guna melakukan suatu penulisan Biografi, penulis menyusun terlebih dahulu suatu rintisan yang mana bahan-bahan dari sèmpelnya adalah yang terdekat serta relatif mudah dijangkau olèh penulis, seperti Biografi mengenai keluarga Soemantri Dendadimadja yang lagi disusun olèh penulis. Apabila berhasil serta cukup baik guna dijadikan sebagai satu dari beberapa sumber potènsial, terbuka banyak peluang bagi penulis guna melangsungkan beberapa Nikah Akad ataupun Nikah Atas dengan pihak-pihak lain dari bentuk-bentuk muamalah berdasarkan indikator tulisan-tulisan yang berguna dalam suatu kerjasama antara bouhir dan beneficiary, sebagaimana konsèpnya pernah penulis pelajari dari PT.Bank Rakyat Indonèsia (Persèro), sewaktu bertugas absèn di salahsatu yunit kerjanya. Dengan terobosan-terobosan seperti ini, dimungkinkan pula penulis bisa mendapatkan banyak keuntungan, termasuk juga keuntungan berupa material yang mana sepersekian dari keuntungan bersih yang akan penulis terima dapat dijadikan sebagai sumber dana guna membayar sisa hutang penulis kepada Bank Rakyat Indonesia, yang mana penulis secara tertulis pernah berjanji guna:

1. Mengupayakan pembayaran hutang dari sumber dana di luar sistem gaji (sebab penulis telah mengundurkan diri dari èntitas usaha tempat penulis belajar bekerja termaktub), dan satu di antara upaya guna mendapatkannya adalah dengan membantu pihak bank BRI dalam melakukan penagihan terhadap beberapa akun krèdit macèt di kewilayahan arèa hukum tempat yunit kerja termaksud berada.

2. Melakukan pembayaran hutang dari sumber-sumber lain, setelah kondisi penulis berada di atas batas nishob kondisi terkininya, di antaranya apabila telah terpenuhinya beberapa indikator dari kelayakan hidup secara material. Adapun sejak keluar dari èntitas perbankan konvènsional, penulis banyak disibukkan
dengan berbagai aktivitas èkonomi menggunakan mètodeu Trial and Error, yang mana hal termaksud banyak sekali menghabiskan waktu dan ènergi penulis, sementara hasil berupa Pos_Kas seringkali tiada mendapatkan pencapaian numerik sebagaimana yang diharapkan sebelumnya. Namun, sangat banyak makna yang memperkaya pemahaman penulis mengenai hakèkat-hakèkat dari banyak hal dan kara yang selama ini luput dari pandangan makna penulis, di antaranya adalah: kesadaran mengenai Tapak Amal Sorangan, yaitu suatu kesadaran spiritual yang dialami olèh penulis setelah menjalani berbagai hal yang sulit ternyata dapat disimpulkan bahwa hal-hal termaksud banyak diengaruhi olèh dosa-dosa penulis pada masa lalu, seperti mana dosa berzina, bertaqrobu_zina, baik secara hakèkat, maupun secara syariat. Dengan demkian, yang terpenting dari setiap pemenuhan akad, baik itu adalah Akad Ibadah (niat-niat khusus), ataupun Akad Muamalah (seperti akad hutang-piutang), adalah adanya kesadaran dari pihak-pihak yang melakukan akad termaktub.

3. Tokoh Lukmanul Hakim, dalam kara ini juga mempunyai kapasitas sebagai dèbitur macèt di bank BRI dalam kewilayahan termaksud, yang mana penulis lagi mencoba mengkomparasikannya dengan dèbitur lain: Ichsan Nugraha, yang berada di kewilayahan arèa hukum negara yang sama dengan Lukmanul Hakim. Dengan melakukan perbandingan terhadap lebih dari 1 akun macèt para nasabah, penulis dapat menjadi lebih objèktif dalam memandang dan menyusun kesimpulan mengenai hal yang diajukan guna dimodifikasi. Dalam kara hukum negara, modifikasi dapat pula dilakukan berdasarkan Undang-Undang Perbankan yang telah ada, dengan menunjuk pihak kantor notaris yang disepakati bersama sebagai suatu profèsi hukum, baik status novasi maupun status adèndum, disesuaikan dengan kondisi dan situasi sebagaimana yang pada kenyataannya terjadi (berlangsung).

Akhir dari tulisan pada postingan ini, terinspirasi olèh kehadiran salahsatu sahabat penulis yang juga penah menjadi petugas pengelola akun krèdit penulis yang belum lunas tersebut, yaitu: Bu Fètty. Beliau perempuan, yang mana pada saat penulis lagi menyelesaikan beberapa tulisan pada tèma Biografi, akunnya muncul pada Mèsenjer, menyapa, sedangkan beliau adalah perempuan, dan penulispun jadi teringat bahwa penulis pernah khilaf: membayangkan beliau secara tiada seharusnya penulis lakukan sebab bukan hak penulis, maka kami lebih baik berkomunikasi di ruangan publik guna menghindari kara-kara yang tiada diinginkan olèh hal. Maka, postingan ini adalah salahsatu solusinya, akan penulis kirimkan pula kepada beliau, melalui mèdia sosial yang dapat ditinjau juga olèh publik agar sama-sama mengetahui progrès kami bersama meskipun saat ini kami lagi terpisah secara fisik, sebagaimana pula pembaca dengan penulis pada saat ini, maka guna berkomunikasi itulah tulisan menjadi penting.

Bukankah demikian?.



PILIHAN:
1. Kembali ke Halaman Katalogisasi Huruf Arab Alternatif.
2. Lihat progrès penulis dalam rancangan Sèmpel Biografi.
3. Lihat tulisan penulis mengenai Ribaismeu dalam Riba. Inipun diharapkan dapat menjadi rintisan guna menghapuskan 'ribaisme' serta melalui kerjasama menghasilkan yang lebih baik daripada sebelumnya.

Ban (Huruf B ditanwin)


 

Inipun telah_lagi menjadi hal yang cukup umum bagi sebagaian besar Ummat Muslim, bahwa huruf B (b) yang diberi tanda dabel fatah di atasnya (dua garis sejajar) merupakan penanda bahwa huruf termaksud disuarakan ada 'a'nya, serta diakhiri dengan bunyi 'èn'. Seperti mana tadi penulis lagi berkomunikasi melalui messsanger dengan kawan lama dari Bekasi (Kabupatèn Bekasi, bukan Bèkasi): Tèddy Saputra, menanyakan dengan menggunakan Bahasa Sunda, mengenai 'simkuring eukeur di mana, kalih damel di mana'?. Penulis jawab: di #Bandung_2 , maksud penulis yaitu di Kabupatèn Bandung, yang merupakan kewilayahan Daèrah Tingkat ke-2 (dalam arti bukan ke-2 setelah Provinsi Jawa Barat, namun ke-2 (runner up) membayangi setelah Kota Bandung yang merupakan kewilayahan Daèrah Tingkat ke-1).

Namun, keduanya sama-sama berawalan suku_kata: 'Ban'. Maka penulispun kadi teringat huruf 'Ba' yang diberi tanda tanwin di atasnya (guru penulis, Bu Ining, memberitahu penulis bahwa di Jawa Barat istilah guna menandai adanya akhiran berbunyi 'an' ini bisa menggunakan dua tanda fatah yang disebut fatah_tan).

Adapun belakangan ini penulis berpikir bahwa tanwin-tanwin, baik guna menandai adanya bunyi 'an', 'in', ataupun 'un", apabila penggunaannya bukan dalam Bahasa al-Qur`an (Bahasa Arab asli), namun hanya menggunakan huruf-huruf Arabnya saja tapi guna penggunaan berbahasa bukan Arab, maka tiada salah bila dilakukan beberapa modifikasi sesuai keperluan para penggubah guna komunikasi para pengguna yang mengajukan dan diajukan.

Dapat dibayangkan, apabila banyak orang yang bukan berbahasa nasional yang sama dengan kita, menjadi dapat berkomunikasi secara leluasa dan saling pengertian apabila lafal-lafal satu sama lain dapat diwadahi dengan adanya suatu cara penulisan yang sama dari simbol bunyi suara manusia. Selanjutnya komunikasi digital visualpun akan semakin memberikan dampak syukur kepada Alloh.

Dalam postingan ini, penulis belum menyepakati apabila fatah_tanwin terhadap huruf 'Ba' Arab ini dipergubahkan guna pemakaian dalam kata 'Bandung'. Mengapa?.

Bagi penulis, setelah beberapa lama berpikir dan melakukan percobaan dalam kotrètan-kotrètan, ternyata guna membèdakan dengan Bahasa Arab asli yang mèmang mempergunakan Huruf Arab asli, dengan huruf Arab Modifikasi (baik itu digubah bentuknya, maupun dipakai hurufnya saja namun bahasa yang dipergunakan bolèh berbèda-bèda, maka inilah suatu konsènsus terobosan.

Misalnya:
Bagaimana apabila kita menggunakan tanwin hanya pada saat kata dasar yang lagi dipergubahkan dalam penggunaan lagi memerlukan satu atau beberapa imbuhan (baik awalan maupun akhiran)?. Tentu apabila kaidah seperti ini disepakati olèh para yuser komunikasi, akan lebih baik, sehingga kaidah-kaidah tajwid yang murni tetap terjaga, salam arti: orang-orang dapat mengetahui mana yang mèmang seharusnya disakralkan, dan mana yang dapat dipergubahkan guna digunakan dalam upaya mencapai kemaslahatan bersama, tanpa harus melanggar larangan Alloh. Bukankah begitu?.

Kembali kepada kata: 'Bandung', diperlukan ahli sejarah ataupun para pemerhati sejarah guna membahasakan keterangan mengenai kata dasar dari: 'Bandung'. Apabila 'Bandung' merupakan kata dasar, dan tiada memerlukan imbuhan guna orang-orang memahami maknanya, maka menurut penulis tiada perlu menggunakan fatah_tanwin ini, namun menggunakan 2 huruf guna menyimbolkan kata: 'Ban', yaitu: Ba dan Nun.

Adapun fatah_tan dalam pemakaian vèrsi gubahan lagu kita, tiada dimusnahkan, seperti pemakaian imbuhan bagi kata: 'Manaqib', diberi imbuhan akhir menjadi: 'Manaqiban'.

Pilihan:
1. Kembali ke Halaman .


___
Èditasi-1: 11/09/2018, Ba`da Isya:

1. Mencantumkan lèbel: Bu Ining, dan: Tanwin.

2. Mengubah kata 'guba' yang salah ketik, menjadi kata: 'guna'.

Saturday, September 8, 2018

U (Prosès)


 

Di dalam gambar postingan berjudul U (Prosès) ini, penulis berasumsi bahwa pada umumnya orang-orang (terutama muslimin dan muslimah) telah mengetahui rumusan terbentuknya lafal vokal 'U (u)' menggunakan Huruf Arab, maka oléh sebab itu, dalam huruf 'U' ini penulis hanya memberitahukan sumber rèfèrènsi pertama yang didapatkan olèh penulis mengenai hal ini, bahwa pengetahuan termaksud didapatkan olèh penulis pada saat belajar mengaji kepada Bu Ining, bersama 2 orang teman seperguruan pada masa kecil penulis, yaiyu: Ichsan Nugraha dan Diana Yanuati Priyatna.

Guna mengetahui siapakah Ichsan Nugraha?, dipersilahkan mengklik julukan bisnisnya, yaitu:

Adapun Diana Yanuati adalah anak kandung pertama dari Budi Priyatna, anak dari Soemantri Dendadimadja.


Pilihan:
2. Lihat Pengobatan Alternatif di sekitar penulis.

A (proses)


 

Modeu_fix_ASI: Alif.

Alif, selain sebagai huruf pertama dalam alfabetik Hijaiyyah, juga dalam keseharian kukenal sebagai nama anak ke-dua dari seorang ahli Pengobatan Alternatif Klinik Natural, di #Bandung_2 (lihat: Ban) bagian timur.

Sama seperti juga dalam prosès membentuk 'U (u)' guna membentuk 'A (a)', kaidah ini sangat dimungkinkan telah dipahami olèh sebagian besar Muslim/Muslimah, yang mana olèh sebab itu penulis hanya memberitahukan saja kepada pembaca mengenai pengetahuan tetmaksud pertama kalinya penulis dapatkan dari Bu Ining, yang mana beliau adalah satu guru pertama bagi penulis dalam hal mengaji, sebelum penulis mendapatkan beberapa pengajaran lagi dari guru-guru mengaji lainnya, di antaranya adalah Ustadz Faqih, sewaktu penulis tinggal di kediaman Atih (Tien Hèrtina), yang merupakan salahsatu kaka perempuan Budi Priyatna, orang tua majaji penulis, yang bersama keluarga besarnya telah membesarkan penulis.

Pilihan:
1. Kembali ke Halaman Katalogisasi Huruf Arab Alternatif.

2. Bandingkan dengan lafal: 'A' Inggris yang dibaca (dilafalkan): 'eu'.

A (alternatif)


 

Foto Gambar pada postingan berjudul: 'A (alternatif)' ini, dibuat oléh penulis pada Hari Sabtu - Minggu tanggal 8 - 9 September 2018, menggunakan HaPè jenis Android: Samsung Duos, dengan aplikasi soft_ware Photo_Èditor. HaPè ini adalah pemberian dari Dra. Tini Surtiningsih, ahli keuangan di Lembaga Penelitian Selulosa, beliau adalah salahsatu Ibu Majaji penulis; dalam mendidik maupun menafkahi penulis pada saat penulis masih berusia anak-anak, maupun pada saat penulis lagi berdhoif keadaan.

Adapun material guna membuat Huruf Alif 2 dimènsi ini penulis menggunakan bahan baku; kertas duplèks dan kopi pleus gula bermèrk Kapal Api kemasan 25g. Terinspirasi olèh kiriman shodaqoh dari Tèh Ichi, adik (A) Ganjar, seorang programer yang pernah mengajarkanku cara kerja global dari perintah-perintah Dis Operasiyen Sistem (Disc_Operation_System) dalam program mesin kasir yang dibuatnya.

Setelah Hari Raya Idul Fitri tahun ini, A Ganjar dan istrinya (Tèh Yèni), mengirim beberapa aytem keperluan konsumsi ke tempat domisili Ibu Majajiku tersebut di paragraf awal, yang mana pada kesempatan itu pula aku meminta izin kepada A Ganjar guna mengaplikasikan ilmu pengetahuan komputasi yang pernah kuterima dari beliau dan dari sahabat kami, Pa Agus Suwitono, dalam upaya menuntaskan kifarat sunnat atas tindakan-tindakan taqrobuzzina yang pernah kulakukan pada masa lalu, sehubungan kifarat wajibnya telah tunai berkat bantuan beberapa pihak, di antaranya adalah para pengusaha dan praktikan Pengobatan Tradisional. A Ganjar mengizinkanku dengan peruntukkan akad tanpa riba itu.

Adapun bulan yang lalu, Tèh Ichi mengirimkan beberapa rèncèng kopi berkemasan sama kepada Irma Apriani Priyatna, anak ke-2 Bapa Budi (Ayah Majaji penulis) dari ibuku, maka penulispun melakukan beberapa èkspèrimèn, sehubungan dalam mènu perangkat digital virtual yang lagi digunakan olèh penulis tiada pilihan Huruf Arab yang dapat digunakan.


Sederhana, namun berkesan. Butiran kopi ini dari kemasan yang lebih besar (tanpa gula). Adapun kemasan yang lebih kecilnya tadi telah habis diseduh.

Setidaknya, dalam upaya rintisan ini, kopi benar-benar sangat membantu, terutama setelah speed_OL kehabisan isinya ketika kemarin sorè digunakan menuliskan 3 huruf utama yang setadinya akan dijadikan sèmpel proto_type dari mètodeu disèin publikasi secara fair_to_all.


Penggunaan kopi bersama kertas inipun tergagas olèh salahsatu adik laki-lakiku: Juliansyah Mègantara, seorang chèf makanan Asia Timur, alumni Moy & d'Banx dan Restoran Seorae, #Bandung_1.

*Keterangan gambar:
Huruf berwarna ungu adalah kalimat berbahasa Sunda, yang berwarna mèrah berbahasa Infonèsia (lambang informasi yang diucapkan dan yang dituliskan), dan biru berbahasa Inggris.

Pilihan:
1. Kembali ke Halaman.
2. Lagu Mengenai Kopi.